Selasa, 23 November 2010

0 Biasanya, Penerima Penghargaan Itu Sudah Mati


Penghargaan Tertinggi untuk Prajurit Berumur 25 Tahun
Biasanya, Penerima Penghargaan Itu Sudah Mati
Pertempuran di Lembah Korangal menjadikan Sersan Salvatore Giunta pahlawan. Selasa waktu setempat (16/11) Presiden Barack Obama menganugerahkan Medal of Honor, penghargaan tertinggi militer Amerika Serikat (AS), kepada pemuda 25 tahun itu. Dia menjadi satu-satunya personel militer yang menerima medali saat masih hidup. 







Kini medali emas berbentuk bintang di dalam lingkaran yang diusung seekor elang dan berhiaskan pita biru itu melingkar di leher Giunta. Ia menjadi saksi kegigihan pria kelahiran Kota Clinton, Clinton County, Negara Bagian Iowa, itu pada 25 Oktober 2007. Saat itu Giunta menyelamatkan nyawa rekan-rekan satu timnya dalam pertempuran sengit dengan Taliban di lembah yang membentang sekitar 10 kilometer di antara dua pegunungan di Provinsi Kunar, kawasan timur Afghanistan. 
”Serangan yang mereka (militan) lancarkan begitu dekat dengan kami. Sampai-sampai desing peluru dan bunyi senapan yang dikokang terdengar begitu jelas dan terus-menerus. Bahkan, lebih banyak peluru yang menghias angkasa dibanding bintang pada malam itu,” papar Giunta tentang Pertempuran Lembah Korangal, seperti dilansir Reuters kemarin (17/11). Tapi, kengerian itu tidak membuat nyali pemuda berdarah Italia tersebut ciut. 
Pada malam bulan purnama itu Giunta menjelma menjadi sosok pemberani. Darahnya mendidih saat menyaksikan tiga rekannya jatuh ke tanah tertembus peluru militan. Mengabaikan bisingnya suara tembakan, Giunta berlari menjemput tiga rekannya yang tampak kepayahan di palagan. Dua peluru menembus tubuhnya yang terbungkus rompi pelindung. Giunta mengambil risiko. Padahal, dia bisa dengan mudah meninggalkan medan perang dan menyelamatkan diri. 
Setelah menghampiri rekan-rekannya yang terluka, Giunta menyeret mereka ke tempat yang lebih aman. Selanjutnya, bersama beberapa rekan lain yang selamat dan kepala pasukan, dia melancarkan serangan balasan. Berbekal granat dan senjata yang masih tersisa di tangan, mereka menyerang pertahanan Taliban sambil bergeser meninggalkan medan perang. Ketika itu mereka sukses menyudutkan kelompok militan bersenjata canggih tersebut. 
Meski konsentrasinya terpecah, antara menyerang dan membantu rekannya yang terluka, Giunta sempat melihat beberapa militan berusaha melarikan diri. ”Dia (Giunta) mengambil tindakan cepat. Dia melompat dan mengejar mereka. Dia memberondongkan tembakan dan berhasil menewaskan seorang militan serta melukai beberapa yang lain,” kata Obama membacakan kronologi Pertempuran Lembah Korangal dalam pidato sambutannya. 
Begitu berhasil meninggalkan medan perang, Giunta langsung fokus kepada rekannya yang terluka. Sekitar setengah jam dia berusaha menghentikan perdarahan para serdadu yang terluka. Dia juga memberikan napas buatan buat mereka sampai bantuan tiba. Tiga serdadu itu lantas dilarikan dengan helikopter ke pos militer AS terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. ”Pertempuran sudah berakhir, tapi mereka masih melanjutkan misi,” lanjut Obama mengapresiasi Giunta. 
Sayangnya, seorang dari tiga rekan yang ditolong Giunta akhirnya gugur. Kendati demikian, dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Juga melindungi dirinya sendiri karena tidak mengabaikan prosedur pertempuran dengan memakai pengaman lengkap. ”Anda berkali-kali menembus peluru musuh, mewujudkan etos para kesatria yang menyatakan bahwa seorang serdadu tidak akan pernah meninggalkan serdadu lain yang jatuh di medan perang,” ungkap Obama. 
Lembah Korangal yang dikuasai Taliban dan Al-Qaidah Afghanistan itu menjadi saksi melayangnya nyawa 42 serdadu AS. Saking berkuasanya militan di jalur maut yang konon menjadi lalu lintas para mujahid dan rute penyelundupan senjata itu, Washington memutuskan menarik mundur seluruh pasukan dari lembah tersebut sekitar tujuh bulan lalu. Namun, keberanian Giunta tidak akan pernah dilupakan begitu saja. Apalagi, kini medali penghargaan tertinggi militer melingkar di lehernya. (jpnn)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Bukan Ariesta Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates