Sabtu, 27 November 2010

0 Membaca Pikiran orang lain dalam kehidupan sehari-hari


Banyak anggapan bahwa membaca pikiran adalah pekerjaan seorangpsikolog, paranormal atau bahkan dukun. Namun, percaya atau tidak, dalamkehidupan sehari-hari, anda semua adalah seorang pembaca pikiran. Sebab, tanpakemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain, kita semua takakan mampu menghadapi situasi sosial semudah apapun. Dengan membaca pikiran,kita dapat membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang lalu membuat kitadapat menentukan keputusan berikutnya.
Jika kita melakukan pembacaan ini dengan buruk, dampaknya bisaserius: konflik bisa saja terjadi akibat kesalahpahaman. Contoh yang nyatakesulitan mengenali pikiran dan perasaan orang lain—mindblindness, dapat dilihat pada penyandangautisme, dimana ketidakmampuan tersebut menjadi suatu kondisi yang mengganggu.
Kemampuan membaca pikiran ini, yang oleh William Ickes—profesorpsikologi di University of Texas, disebutsebagai emphatic accuracy.

Darimana asalnya?
Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck–profesorCommunication Sciences di University of Connecticut,memiliki sejarah yang amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahunevolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saatkehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alatuntuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial; seperti membantu mengetahuikapan harus menyetujui sebuah komitmen dengan pasangan atau meleraiperselisihan dengan tetangga.
Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan.Bayi yang baru lahir lebih menyukai wajah seseorang dibandingkan stimuluslainnya, dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah.Dalam 2 bulan, bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaanemosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg, profesorpsikologi di Arizona State University dan ahli dalam perkembangan emosional,menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa danmenggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya. Lanjutnya, bayi usia 2tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya, dan di usia3 tahun, bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira, sedih atau marah. Saatmenginjak usia 5 tahun, bayi sudah memiliki kemampuan dasar untuk membacapikiran orang lain; mereka telah memiliki “teori pikiran.” Bayi tersebut mampumemahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yangberbeda dengan yang mereka miliki.
Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran denganmengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitasaturan dan interaksi sosial. Selain itu, kegiatan bermain dengan teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membacapikiran anak lainnya. Namun, tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini.Anak-anak yang mengalami penelantaran dankekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membacapikiran ini. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuhdengan kekerasan, mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah,walaupun sesungguhnya emosi marah tidak muncul.
Lanjut lagi, kemampuan membaca pikiran yanglebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadikarena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yangsama—dan lalu mengintegrasikannya dengan pengetahuan kita dan orang yangbersangkutan itu—seringkali membutuhkan kemampuan otak yang sudahjauh berkembang.

Bagaimana Membaca Pikiran?
Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh,kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketikaseseorang mengamati gerak tubuh orang lain, mereka dapat mengenali emosi sedih,marah, gembira, takut dll, bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan denganpencahayaan yang minim.
Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagikita untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Namun sayangnya,banyak dari kita yang tidak mampu untuk mendeteksi ekpresi ini. Salah satusumber yang kaya akan penanda ini adalah mata seseorang; otot-otot di sekitarmata. Mata seseorang adalah sumber penanda yang paling kaya jika dibandingkanbagian lain yang ada di wajah. Contohnya: mata yang turun ketika sedih, terbukalebar ketika takut, terlihat tidak fokus kala sedang berkhayal, menatap tajampenuh kecemburuan, atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.
Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponendalam percakapan—kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara. Namundiantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponenterpenting dalam membaca pikiran dengan baik.

Menjadi Pembaca Pikiran Ulung
Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yanglebih baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yangbisa membantu kita membaca pikiran.
Kenalilah orang lain. “Kemampuan membaca pikiran akan meningkat, semakin kita mengenallawan bicara kita,” kata William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorangselama kurang lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang iapikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu mengartikankata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat, setelah mengamatinya dalamberbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka,dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yanglebih luas.
Minta umpan balik. Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuanmembaca dengan cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Sayamendengar, sepertinya Engkau sedang marah. Benar tidak?”
Perhatikan bagian atas dari wajah. Emosi yang palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajahseseorang. Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesorneurologi di University of Oklahoma Health SciencesCenter, emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah,biasanya di sekitar mata.
Lebih ekspresif. Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakinkita ekspresif, semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenaikondisi emosional dari orang lain di sekitar kita.”
Santai. Menurut LaviniaPlonka, pengarang Walking Your Talk, seseorangcenderung “menyamakan diri” dengan lawan bicaranya melalui postur tubuh danpola napas. Jika anda merasa tegang, teman bicara anda bisa saja, secara taksadar, menjadi tegang pula lalu terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untukdibaca. Ambillah napas panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkanketerbukaan dan penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.

Tinjauan Kritis
Perlu kita ingat, bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagaibudaya. Ekspresi sedih di satu budaya, bisa jadidiinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi jika ingin membacaseseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yang berlaku di tempattinggal orang itu, jangan sampai salah menebak, atau bahkan memicu terjadinyakesalahpahaman.
Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran inisebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan supranatural,sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang memiliki kemampuanuntuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknyapenulis telah menemukan beberapa orang dengan kemampuan membaca pikiran, yangbahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yang sulit diterimanalar.

Sumber Pustaka
Mind Reading – Psychology Today
How To Be a Better Mind Reader – Psychology Today


0 komentar:

Posting Komentar

 

Bukan Ariesta Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates